Sabtu, 14 April 2012

TARUHAN BERENCANA

               Mentari tersenyum menebarkan benih kehangatan mengantarkan kakiku menapakki jembatan masa depan. Aku diterima di SMA 3B lho….! Baturetno Banguntapan Bantul, yaitu sebuah sekolah yang terletak tepat di depan rumah masa depan. Pengumuman ruang kelas tertempel rapi di depan pintu-pintu kelas. Semua mata tertuju di situ mencari sebuah nama pribadi untuk mengetahui di manakah akan menghuni. Kakiku terus melangkah dan mataku terus mengarah pada daftar nama, hingga kuterhenti di depan kelas yang terletak paling ujung yaitu X F.
            Mataku menatap bangku demi bangku dan kuputuskan duduk di bangku tengah nomor tiga. Kududuk menyebelahi teman baruku yang kurus dan tinggi. Dengan gaya sok manis, kuulurkan tanganku sembari menanyakan namanya.
            “Hai, aku duduk di sampingmu ? Kenalin ya, aku Arni Kirani panggil aja aku Rani. Kalau kamu namanya siapa?”
            “Aku Arisa kamu duduk aja sama aku, nggak ada yang melarang kok!”
            ”O.K, deh......! Dengan senang hati aku akan duduk denganmu. Tapi kamu harus maklum lho kalau duduk di sebelahku. Aku tuh orangnya jahil, cerewet dan nggak bisa diem. Gimana masih tertarik nggak duduk sama aku?”
            ”Malah asyik tuh daripada duduk sama patung arca yang diem aja. Garing tau...! jawabnya singkat.”
            Itulah perkenalan singkat yang ikut serta mengantarkan perjalanan persahabatanku. Nggak cuma dengannya, tapi dengan semua warga kelas XF. Akukan masuk di kelas yang mempunyai solidaritas tinggi. Begitu masuk aja, kecemasan berubah drastis menjadi sebuah kebahagiaan. Meskipun kelas kita tidak menjadi kelas teladan yang penting kekompakkan kita patut diteladani. Asal kalian tahu, akulah yang paling kompak, rame dan berisik lho......! All start is difficult but I wise that I can be better than yesterday. Yah, Cuma itu harapan kecil yang kuinginkan di kelas ini.
            Saat mentari berganti bintang dan rembulan, sunyi mencekam membawaku terlelap ke alam mimpi. Tanpa kusadari, jalan yang kulalui telah panjang hingga hampir membawaku menuju percabangan jembatan masa depan. Di sela-sela hari penantian itu juga diadain camping di Kedung Seriti Kaliurang. Sebenernya sih diadain waktu kakak kelas UAN tapi diundur.
            Yah, itung-itung nguras otak yang memorinya sudah dipenuhi mata pelajaran. Juga buat nenangin hati yang ”deg-degan“ menanti kenaikkan. Kira-kira aku bisa melewati percabangan jembatan masa depan nggak ya? Ah sudahlah, mendingan seneng-seneng. Pokoknya optimis aja deh. Aku yakin aku bisa, walaupun hanya berada di cabang yang sempit tetap lumayanlah.          
            Ehm... ehm..., promosi dikit boleh dong! Aku masuk kelompok yang gokil, jahil, usil tapi nggak suka ngupil lho! kitakan udah punya upil. Kelompok yang selalu tertawa, ceria, suka tapi bukan berarti gila. Terdiri dari tujuh orang yang seperti permen Nano-nano. Bukan kemenangan yang kita cari, namun solidaritas, persahabatan, kekompakkan dan rasa saling menghargai serta menayangi.Cie........ sok banget ya! Iya dong kitakan kompak, unik, menarik tetapi selalu berisik. Jika nanti ada yang terusik silahkan hubungin kita dari Dewi Sartika.
            Kita suka segala sesuatu yang simple, nggak ribet tapi tetap fleksibel. Tahu nggak, persiapan camping kita cuma tiga hari lho. Selama itulah kita membuat pagar, gapura dan meminjam tenda. Mepet sih memang, yang pentingkan selesai.
            ”Arni, kayaknya nggak seru deh kalau di sana nggak diisi dengan kejahilan-kejahilan kecil,“usul Nelsi sang ketua regu.
              Akhirnya kita semua sepakat bahwa dalam satu hari aku, Nelsi dan Arisa harus buat cowok GR sedangkan yang lainnya sebagai saksi. Cowoknya sudah ditentuin lho. Hampir semua cowok yang dipilih itu cowok playboy dan cowok nyebelin yang patut dikerjain. Barang siapa yang gagal maka harus menjadi pembokat yang patuh dan setia kepada majikkannya. Ih, aku nggak boleh gagal. Males bangetkan kalau harus bersih-bersih, nyuci piring, nyapu dan lainnya.
            Nelsi ketua regu kita mendapat jatah Ian tapi Nelsi memanggilnya mas kaki mulus karena kakinya yang mulus. Cowok yang nggak berdosa tetapi merana karena menjadi korban taruhan. Arisa dengan Ari, seorang cowok setia tapi sok cool. Sedangkan aku sama dengan Nelsi. Langkah awal aku dan Nelsi ngledek dia dengan sebutan Mas Kaki Mulus dan kita menang. Tanpa sepengetahuanku ternyata temen-temen berencana buat jomblangin aku sama yang namanya Ian.
             ”Ah, sial aku kalah! Akting Arisa di hari pertamanya.“ Menurut skenario dia harus mengalah.
`           Aduh kasihan deh Arisa harus menjadi pembokat dalam sehari. Tinggal aku dengan Nelsi nih. Kita semakin deket dengan Ian. Saat malam pertama, kita gangguin Ian. Kita intip dia lewat celah-celah tenda sambil makan kacang. Seru banget deh, inilah yang kita sebut Bioskop Kaliurang. Saat sedang asyik-asyiknya melihat Bioskop, tiba-tiba Iryn kentut keras sekali dan tenda kitapun gempar.
            Seperti yang telah disebutkan saat promosi tadi bahwa barang siapa yang terusik langsung hubungin kami. Tetangga sebelah langsung berteriak silent please!. Kita semua malah tertawa mendengar teriakkan dengan suara pecahnya. Boleh juga, yah bisa buat ular kabur. Hahahaha.......!
            ”Arni, kamu nggak takut apa kalau tiba-tiba Ian suka sama kamu atau jangan-jangan kamu juga suka sama dia. Aku perhatiin, kamu semakin deket aja nih. Aku yakin banget dari sikap dan tatapannya tuh, dia ada hati sama kamu, kata Arisa.“
            ”Ih, kamu tuh ada-ada aja deh. Mana mungkin sih aku suka sama dia. Tujuan awalnya aja aku Cuma mau ngerjain dia, jawabku mengelak.“
            ”Ingatkan bahwa Imposible is nothing! Ingat juga karma Take and Give. Jadi, Waspadalah....Waspadalah..........!“
            ”Arisa sayang aku tegasin yah, aku nggak suka sama Ian bahkan aku sebel banget sama dia. Masak aku bisa suka sama orang yang aku sebelin. Nggak mungkinkan?“
            ”Aduh mbak, bukankah benci itu deket sama cinta. Aku bisa jamin kamu pasti suka sama dia. Yah mungkin sekarang kamu belum merasakannya. Tapi kenal dia betul, kamu pasti suka deh, kata Arisa menasihatiku.“
            Memang, tidak semua yang kita inginkan terwujud. Namun aku yakin bahwa segala sesuatu yang terwujud itulah yang terbaik. Yah... meskipun nggak kita inginkan. Kalimat itulah yang dicetuskan Nelsi karena kalah pada hari kedua ini. Sudah jelaskan masalah bikin GR cowok akulah jagonya. Arni gitu loh.......!
            Sepi tak pernah menyelimutiku meski tanpa orangtua. Gimana mau sepi orang setiap hari usil melulu. Kitakan nggak pernah diem, justru orang-orang pada heran kalau lihat kita diem. Meskipun aku sudah menang bukan berarti hati tenang. Teman-teman selalu berkata bahwaIan suka sama aku. Aku jadi tambah sebel sama tuh cowok. Nggak ada yang menarik tuh dari dia. Kok bisa ya ada yang bilang dia baik, manis dan nggak neko-neko.
            Inilah udara pagi terakhir yang kuhirup. Burung-burung berkicau mengiringi mentari yang sinarnya terpancar menghapus kabut.
            ”Pemandangannya bagus sekali yah? Hamparan daun-daun hijau meneteskan embun menyegarkan mata yang melihat.“
            Tiba-tiba Ian berkata di belakangku. Akupun langsung menyapanya. Dalam hatiku bertanya-tanya tumben dia berkata halus padaku. Uh....... puitis juga. Akupun tak mengalihkan pandanganku darinya.
            ”Kamu kedinginankan? Nih pakai aja jaketku! Perintahnya.“
            Wauw..... perhatian banget. Aku jadi mulai suka sama dia. Sepertinya aku kualat sama temen-temen deh. Aduh gimana nih! Ya sudahlah, aku memang suka sama dia. Kapan ya dia tembak aku? Pasti aku terima kok. Kemarinkan dia tanya aku sudah punya cowok belum. Pasti dalam waktu dekat ini dia tembak aku. Amin...........!
            ”Kok dari tadi bengong sih....! Daripada bengong mending kamu jawab pertanyaanku yah! Masak dari tadi kutanya malah senyum-senyum.
            ”Pertanyaanmu? Emangnya kamu mau tanya apa? Jawabku singkat.“
            ”Aku mau tanya tapi kamu jawab dari hatimu ya?”
            ”Dari hati gimana? Kok rumit sih, tapi aku jawab sebisa mungkin deh!“
            ”Ntar kamu juga tahu maksudnya dari hati. O iya, langitnya cerah banget ya? Kamu tahu nggak hatiku saat ini bisa menjadi cerah secerah langit itu tetapi dengan seketika dapat juga seperti langit yang mendung. Kamu tahu nggak apa yang bisa membuatnya demikian?“
            ”Enggak tahu tuh! Emang cerah karena apa dan mendung karena apa? Jawabku bingung.“
            ”Semua itu bisa terjadi karena seorang peri. Seorang peri yang dapat mengubah segalanya. Peri itu biasa singgah di dalam hatiku. beberapa waktu silam peri itu menghilang tetapi kini sudah kutemukan kembali dan kuingin menyuruhnya singgah di hatiku kembali.“
            ”Rumit yah...! Emang siapa yang jadi peri itu?“
            ”Kalau kamu bersedia, kamu mau nggak jadi peri yang selalu setia singgah dan menghuni di dalam hatiku?“
            ”Hah...... kamu bercandanya kelewatan yah? Aduh ternyata seusil-usilnya aku ada juga yang nyaingin.“
            ”Tapi aku serius Arni, aku ingin kamu jadi orang yang spesial buat aku. Kamu maukan?“
            ”Jujur sebenernya aku sebel banget sama kamu, aku benci sama kamu tapi aku juga nggak bisa pungkiri bahwa aku juga cinta sama kamu.“
            ”Jadi, kita resmi jadiankan?“
            Aku hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman. Akhirrnya kutahu maksudnya. Sesuai janjiku bahwa aku akan ikuti kata hatiku. Temen-temen juga mendukungku. Apalagi yang namanya Arisa, antusias banget mendengar berita jadianku.
            ”Apa aku bilang, yang namanya benci itu dekat dengan cinta.“kata Arisa.
            ”Iya-iya, aku sekarang percaya.“jawabku.
            Ehm ….. waktu terus bergulir mengukir sebuah kenangan yang takkan terlupakan. Kenangan yang mengantarkan sebuah kisah yang tercipta karena cinta. Kisah yang membawaku belajar mengerti cinta. Kisah yang memberitahuku bahwa cinta bisa datang melalui benci. Kisah cinta yang tercipta karena taruhan berencana saat Pramuka. Taruhan berencana yang mengantarkan kita menyading cinta dalam Pramuka.
            Temen-temenku nggak sopan banget yah! Masak ngatur ini jauh-jauh hari. Saat kutanya katanya sejak awal Pramuka yang namanya Ian  itu sudah suka sama aku. Mereka mencari waktu yang tepat dan saat camping itulah mereka bertindak. Tapi nggak apa-apa. Meskipun nggak sopan tapi aku juga suka kok. Namanya juga cinta...........! Cinta yang tercipta karena Pramuka. Biasa akukan rajin berangkat Pramuka sedangkan Ian jadi DP-nya. Witring tresna jalaran saka kulina. Benerkan kata pepatah jawa. Apalagi aku ngerjain dia, jadinyakan semakin dekat. Taruhan berencana dalam Pramuka berguna lho...! Buat yang berminat coba aja atur strategi. 


Nidya TV


(#note: ini tulisan masa SMA kira-kira sekarang sudah kadaluarsa kali ya. Tapi untuk sebuah karya ngga ada kata kadaluarsa deh #anggasajabangga :D )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar