Mentari
tersenyum menebarkan benih kehangatan mengantarkan kakiku menapakki jembatan
masa depan. Aku diterima di SMA 3B lho….! Baturetno Banguntapan Bantul, yaitu
sebuah sekolah yang terletak tepat di depan rumah masa depan. Pengumuman ruang kelas tertempel rapi di depan
pintu-pintu kelas. Semua mata tertuju di situ mencari sebuah nama pribadi untuk
mengetahui di manakah akan menghuni. Kakiku terus melangkah dan mataku terus
mengarah pada daftar nama, hingga kuterhenti di depan kelas yang terletak
paling ujung yaitu X F.
Mataku
menatap bangku demi bangku dan kuputuskan duduk di bangku tengah nomor tiga.
Kududuk menyebelahi teman baruku yang kurus dan tinggi. Dengan gaya sok manis,
kuulurkan tanganku sembari menanyakan namanya.
“Hai,
aku duduk di sampingmu ? Kenalin ya, aku Arni Kirani panggil aja aku Rani. Kalau
kamu namanya siapa?”
“Aku
Arisa kamu duduk aja sama aku, nggak ada yang melarang kok!”
”O.K, deh......! Dengan senang hati aku
akan duduk denganmu. Tapi kamu harus maklum lho kalau duduk di sebelahku. Aku
tuh orangnya jahil, cerewet dan nggak bisa diem. Gimana masih tertarik nggak
duduk sama aku?”
”Malah
asyik tuh daripada duduk sama patung arca yang diem aja. Garing tau...!
jawabnya singkat.”
Itulah
perkenalan singkat yang ikut serta mengantarkan perjalanan persahabatanku. Nggak
cuma dengannya, tapi dengan semua warga kelas XF. Akukan masuk di kelas yang
mempunyai solidaritas tinggi. Begitu masuk aja, kecemasan berubah drastis
menjadi sebuah kebahagiaan. Meskipun kelas kita tidak menjadi kelas teladan
yang penting kekompakkan kita patut diteladani. Asal kalian tahu, akulah yang
paling kompak, rame dan berisik lho......! All start is difficult but
I wise that I can be better than yesterday. Yah, Cuma itu harapan kecil yang kuinginkan di kelas ini.
Saat
mentari berganti bintang dan rembulan, sunyi mencekam membawaku terlelap ke
alam mimpi. Tanpa kusadari, jalan yang kulalui telah panjang hingga hampir
membawaku menuju percabangan jembatan masa depan. Di sela-sela hari penantian
itu juga diadain camping di Kedung Seriti Kaliurang. Sebenernya sih
diadain waktu kakak kelas UAN tapi diundur.
Yah,
itung-itung nguras otak yang memorinya sudah dipenuhi mata pelajaran. Juga buat
nenangin hati yang ”deg-degan“ menanti kenaikkan. Kira-kira aku bisa melewati
percabangan jembatan masa depan nggak ya? Ah sudahlah, mendingan seneng-seneng.
Pokoknya optimis aja deh. Aku yakin aku bisa, walaupun hanya berada di cabang
yang sempit tetap lumayanlah.
Ehm...
ehm..., promosi dikit boleh dong! Aku masuk kelompok yang gokil, jahil, usil
tapi nggak suka ngupil lho! kitakan udah punya upil. Kelompok yang selalu
tertawa, ceria, suka tapi bukan berarti gila. Terdiri dari tujuh orang yang
seperti permen Nano-nano. Bukan kemenangan yang kita cari, namun solidaritas,
persahabatan, kekompakkan dan rasa saling menghargai serta
menayangi.Cie........ sok banget ya! Iya dong kitakan kompak, unik, menarik
tetapi selalu berisik. Jika nanti ada yang terusik silahkan hubungin kita dari
Dewi Sartika.
Kita
suka segala sesuatu yang simple, nggak ribet tapi tetap fleksibel.
Tahu nggak, persiapan camping kita cuma tiga hari lho. Selama itulah
kita membuat pagar, gapura dan meminjam tenda. Mepet sih memang, yang
pentingkan selesai.
”Arni,
kayaknya nggak seru deh kalau di sana nggak diisi dengan kejahilan-kejahilan
kecil,“usul Nelsi sang ketua regu.
Akhirnya kita semua sepakat bahwa dalam satu
hari aku, Nelsi dan Arisa harus buat cowok GR sedangkan yang lainnya sebagai
saksi. Cowoknya sudah ditentuin lho. Hampir semua cowok yang dipilih itu cowok
playboy dan cowok nyebelin yang patut dikerjain. Barang siapa yang gagal maka
harus menjadi pembokat yang patuh dan setia kepada majikkannya. Ih, aku nggak
boleh gagal. Males bangetkan kalau harus bersih-bersih, nyuci piring, nyapu dan
lainnya.
Nelsi
ketua regu kita mendapat jatah Ian tapi Nelsi memanggilnya mas kaki mulus karena
kakinya yang mulus. Cowok yang nggak berdosa tetapi merana karena menjadi
korban taruhan. Arisa dengan Ari, seorang cowok setia tapi sok cool. Sedangkan
aku sama dengan Nelsi. Langkah awal aku dan Nelsi ngledek dia dengan sebutan Mas
Kaki Mulus dan kita menang. Tanpa sepengetahuanku ternyata temen-temen
berencana buat jomblangin aku sama yang namanya Ian.
”Ah, sial aku kalah! Akting Arisa di hari
pertamanya.“ Menurut skenario dia harus mengalah.
` Aduh
kasihan deh Arisa harus menjadi pembokat dalam sehari. Tinggal aku dengan Nelsi
nih. Kita semakin deket dengan Ian. Saat malam pertama, kita gangguin Ian. Kita
intip dia lewat celah-celah tenda sambil makan kacang. Seru banget deh, inilah
yang kita sebut Bioskop Kaliurang. Saat sedang asyik-asyiknya melihat Bioskop,
tiba-tiba Iryn kentut keras sekali dan tenda kitapun gempar.
Seperti
yang telah disebutkan saat promosi tadi bahwa barang siapa yang terusik
langsung hubungin kami. Tetangga sebelah langsung berteriak silent please!. Kita
semua malah tertawa mendengar teriakkan dengan suara pecahnya. Boleh juga, yah
bisa buat ular kabur. Hahahaha.......!
”Arni,
kamu nggak takut apa kalau tiba-tiba Ian suka sama kamu atau jangan-jangan kamu
juga suka sama dia. Aku perhatiin, kamu semakin deket aja nih. Aku yakin banget
dari sikap dan tatapannya tuh, dia ada hati sama kamu, kata Arisa.“
”Ih,
kamu tuh ada-ada aja deh. Mana mungkin sih aku suka sama dia. Tujuan awalnya
aja aku Cuma mau ngerjain dia, jawabku mengelak.“
”Ingatkan
bahwa Imposible is nothing! Ingat juga karma Take and Give. Jadi,
Waspadalah....Waspadalah..........!“
”Arisa
sayang aku tegasin yah, aku nggak suka sama Ian bahkan aku sebel banget sama
dia. Masak aku bisa suka sama orang yang aku sebelin. Nggak mungkinkan?“
”Aduh
mbak, bukankah benci itu deket sama cinta. Aku bisa jamin kamu pasti suka sama
dia. Yah mungkin sekarang kamu belum merasakannya. Tapi kenal dia betul, kamu
pasti suka deh, kata Arisa menasihatiku.“
Memang,
tidak semua yang kita inginkan terwujud. Namun aku yakin bahwa segala sesuatu
yang terwujud itulah yang terbaik. Yah... meskipun nggak kita inginkan. Kalimat
itulah yang dicetuskan Nelsi karena kalah pada hari kedua ini. Sudah jelaskan
masalah bikin GR cowok akulah jagonya. Arni gitu loh.......!
Sepi
tak pernah menyelimutiku meski tanpa orangtua. Gimana mau sepi orang setiap
hari usil melulu. Kitakan nggak pernah diem, justru orang-orang pada heran
kalau lihat kita diem. Meskipun aku sudah menang bukan berarti hati tenang.
Teman-teman selalu berkata bahwaIan suka sama aku. Aku jadi tambah sebel sama
tuh cowok. Nggak ada yang menarik tuh dari dia. Kok bisa ya ada yang bilang dia
baik, manis dan nggak neko-neko.
Inilah
udara pagi terakhir yang kuhirup. Burung-burung berkicau mengiringi mentari
yang sinarnya terpancar menghapus kabut.
”Pemandangannya
bagus sekali yah? Hamparan daun-daun hijau meneteskan embun menyegarkan mata
yang melihat.“
Tiba-tiba
Ian berkata di belakangku. Akupun langsung menyapanya. Dalam hatiku
bertanya-tanya tumben dia berkata halus padaku. Uh....... puitis juga. Akupun
tak mengalihkan pandanganku darinya.
”Kamu
kedinginankan? Nih pakai aja jaketku! Perintahnya.“
Wauw.....
perhatian banget. Aku jadi mulai suka sama dia. Sepertinya aku kualat sama
temen-temen deh. Aduh gimana nih! Ya sudahlah, aku memang suka sama dia. Kapan
ya dia tembak aku? Pasti aku terima kok. Kemarinkan dia tanya aku sudah punya
cowok belum. Pasti dalam waktu dekat ini dia tembak aku. Amin...........!
”Kok
dari tadi bengong sih....! Daripada bengong mending kamu jawab pertanyaanku
yah! Masak dari tadi kutanya malah senyum-senyum.
”Pertanyaanmu?
Emangnya kamu mau tanya apa? Jawabku singkat.“
”Aku
mau tanya tapi kamu jawab dari hatimu ya?”
”Dari
hati gimana? Kok rumit sih, tapi aku jawab sebisa mungkin deh!“
”Ntar
kamu juga tahu maksudnya dari hati. O iya, langitnya cerah banget ya? Kamu tahu
nggak hatiku saat ini bisa menjadi cerah secerah langit itu tetapi dengan
seketika dapat juga seperti langit yang mendung. Kamu tahu nggak apa yang bisa
membuatnya demikian?“
”Enggak
tahu tuh! Emang cerah karena apa dan mendung karena apa? Jawabku bingung.“
”Semua
itu bisa terjadi karena seorang peri. Seorang peri yang dapat mengubah
segalanya. Peri itu biasa singgah di dalam hatiku. beberapa waktu silam peri
itu menghilang tetapi kini sudah kutemukan kembali dan kuingin menyuruhnya
singgah di hatiku kembali.“
”Rumit
yah...! Emang siapa yang jadi peri itu?“
”Kalau
kamu bersedia, kamu mau nggak jadi peri yang selalu setia singgah dan menghuni
di dalam hatiku?“
”Hah......
kamu bercandanya kelewatan yah? Aduh ternyata seusil-usilnya aku ada juga yang
nyaingin.“
”Tapi
aku serius Arni, aku ingin kamu jadi orang yang spesial buat aku. Kamu maukan?“
”Jujur
sebenernya aku sebel banget sama kamu, aku benci sama kamu tapi aku juga nggak
bisa pungkiri bahwa aku juga cinta sama kamu.“
”Jadi,
kita resmi jadiankan?“
Aku
hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman. Akhirrnya kutahu maksudnya. Sesuai
janjiku bahwa aku akan ikuti kata hatiku. Temen-temen juga mendukungku. Apalagi
yang namanya Arisa, antusias banget mendengar berita jadianku.
”Apa
aku bilang, yang namanya benci itu dekat dengan cinta.“kata Arisa.
”Iya-iya,
aku sekarang percaya.“jawabku.
Ehm
….. waktu terus bergulir mengukir sebuah kenangan yang takkan terlupakan.
Kenangan yang mengantarkan sebuah kisah yang tercipta karena cinta. Kisah yang
membawaku belajar mengerti cinta. Kisah yang memberitahuku bahwa cinta bisa
datang melalui benci. Kisah cinta yang tercipta karena taruhan berencana saat
Pramuka. Taruhan berencana yang mengantarkan kita menyading cinta dalam
Pramuka.
Temen-temenku
nggak sopan banget yah! Masak ngatur ini jauh-jauh hari. Saat kutanya katanya
sejak awal Pramuka yang namanya Ian itu
sudah suka sama aku. Mereka mencari waktu yang tepat dan saat camping itulah
mereka bertindak. Tapi nggak apa-apa. Meskipun nggak sopan tapi aku juga suka
kok. Namanya juga cinta...........! Cinta yang tercipta karena Pramuka. Biasa
akukan rajin berangkat Pramuka sedangkan Ian jadi DP-nya. Witring tresna
jalaran saka kulina. Benerkan kata pepatah jawa. Apalagi aku ngerjain dia,
jadinyakan semakin dekat. Taruhan berencana dalam Pramuka berguna lho...! Buat
yang berminat coba aja atur strategi.
Nidya TV |
(#note: ini tulisan masa SMA kira-kira sekarang sudah kadaluarsa kali ya. Tapi untuk sebuah karya ngga ada kata kadaluarsa deh #anggasajabangga :D )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar